cerpen gaje ini gue yang bikin, maklumin aja ya kalo ancur. hehehehe :D
cerpen ini sebelumnya juga pernah di post di fb gue
sekalian promosi nih
add:
Intan Khairunnisafitriani
Intan Mikhalovers Rinduderainbow Inginkankepompongkembali
MY LOVELY
Tasya tengah duduk termenung dibalkon kamarnya, matanya menatap langit malam itu.
Liburan kali ini terasa sangat berbeda, bagaimana tidak? Liburan kali ini ia
memutuskan untuk menyendiri di villa milik ayahnya yang jauh dari keluarga dan sahabat-
sahabatnya di Jakarta, dan tentu saja tanpa Rakha. Ingatannya kembali berputar,
teringat kembali peristiwa dua minggu yang lalu. Peristiwa yang membuatnya jauh
dari Rakha.
“Tasya, gue kecewa sama lo” kata
Rakha yang melihat Tasya menindih tubuh Indra, Tasya kaget dan secara spontan ia
berdiri dan berusaha mencegah Rakha yang akan pegi
“lo slah paham” dengerin dulu
penjelasan gue”
“apa? Lo mau jelasin apa? Semuanya
tuh udah jelas” kata Rakha dan pergi,
tetapi Tasya menggenggam lengan Rakha, mencegahnya untuk pergi
“ini gak seperti yang lo liat, gue
Cuma bantu dia” Tasya berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi diantara
dirinya dan Indra
“gak
seperti yang gue liat? Terus apa? Hah! Gue kira lo itu cewe baik dan gue pilih
lo, ternyata gue salah, ternyata lo gak lebih dari seorang cewe murahan” entah
apa yang ada di benak Rakha saat itu, ia
tega membentak dan mengatai (?) kekasihnya dengan kata-kata yang sebenarnya
tidak pantas, hingga air matapun mengalir deras di pipi Tasya.
“gue mau ngomong sama lo, penting!”
“soal apa?”
“Tasya”
“Sepenting itu ya Tasya buat lo?
Sampai lo mau buang-buang waktu lo Cuma buat ngomongin soal Tasya sama gue?”
Tanya Rakha
“bukan itu aja, tapi juga soal
kesalahpahaman antara dia,lo, gue dan soal hubungan lo sama Tasya”
“gue sama dia udah gak ada hubungan
apa-apa kok, jadi lo gak perlu jelasin apa-apa sama gue. Dan lo sekarang bebas
ngelakuin apapun sama cewe murahan itu”
“Tasya bukan cewe murahan!” kata Indra dengan nada tinggi
“terus apa namanya kalo bukan cewe
murahan?”
“Tasya cewe baik, dan lo salah
paham” kata Indra
“malam itu gue mabuk, dan dia
anterin gue pulang. Kalo soal mikha nindih (?)
gue, itu karena gue jatoh dan narik dia” lanjutIndra
“selama
ini lo tuh Cuma salah paham, dan lo harus minta maaf” lanjutnya lagi
“maaf”
kata Rakha
“bukan
gue, lo minta maaf sama Tasya” Rakha diam sejenak, sedetik kemudian ia pergi
meninggalkan Indra dan melesat dengan mobil Ferrari merahnya itu.
“Tasya ada tante?” Tanya Rakha pada
tante Dea (ibunya Tasya)
“emangnya Tasya gak kabarin kamu
ya? Dia kan lagi liburan di villa ayahnya” jelas tante Dea
“saya
boleh minta alamatnya?” setelah mendapatkan alamat itu, Rakha segera meluncur
pergi.
(Took..
took.. took)
Betapa
terkejutnya Tasya saat mengetahui bahwa yang datang itu adalah Rakha, ia
menutup pintunya kembali
“gue
gak salah liat kan? Rakha? Ngapain dia kesini? Aduh, tenang Tasya, lo harus
tenang” benaknya, lalu kembali membukakan pintu
“ada
apa?” Tanya Tasya cuek
“gue
mau ngomong”
“ngomong
aja” kata Tasya, tetap cuek
“gak
disini, ikut gue yuk” kata Rakha, dan tanpa basa-basi langsung menarik tangan Tasya
“tunggu
dulu, lo mau bawa gue kemana?” Tanya Tasya, melepas tangannya dari ngenggaman
Rakha
“nanti
juga lo tau sendiri”
***
“gue
laper, dan gue yakin lo gak masak, jadi gue bawa lo kesini” kata Rakha ketika
sampai disebuah café, Tasya hanya megangkat sebelah alisnya. Setelah makanan
yang dipesan datang, merekapun menyantap makanan itu
“laper
banget ya lo? Sampe segitunya?” Tanya Tasya melihat Rakha makan terburu-buru
“kaya
singa baru nemu daging” lanjutnya
“hm..mm
laper banget, ini semua gara-gara lo”
“kok
gue?”
“ya,
gue nyariin lo sampe lupa makan, dan sekarang gue laper banget. Udah ah, nanti
aja ngobrolnya, gue makan dulu” kata Rakha lalu meneruskan makannya, Tasya
hanya memandang aneh pada Rakha
Setelah
makanannya habis dan Rakha sudah kenyang, mereka pulang.
@mobil
“tadi
katanya lo mau ngomong, ngomong apa?”Tanya Tasya membuka pembicaraan
“oh ya,
gue Cuma mau minta maaf kok sama lo tentang kesalahpahaman yang terjadi
diantara kita” kata Rakha
“oh”
jawab Tasya singkat
“kok
‘OH’ sih?”
“terus
gue harus jawab apa?”
“lo
maafin gue gak”
“(tersenyum)
sebelum lo minta maaf, gue juga udah maafin lo kok”
“yang
bener? Makasih ya my lovely”
“sejak
kapan gue ijinin lo manggil gue dengan sebutan ‘MY LOVELY’?”
“loh!!
Kita kan udah balikan, jadi gue boleh dong manggil lo MY LOVELY?”
“hah!
Balikan? Kapan?”
“tadi,
lo kan mau maafin gue, berarti lo juga mau dong balikan sama gue”
“yeh,
enak aja. Gak bisa gitu dong”
“kenapa?”
“gue
gak mau ah ditembaknya kaya gini, gak romantis tau” kata Tasya pelan
“apa?”
Tanya Rakha
“gak,
gue gak mau” kata Tasya, gengsi mengulang kata-kata tadi
Malam
ini Tasya terlihat sangat cantik dengan sedikit make up dengan rambut dibiarkan
terurai, dress putih selutut dan sepatu
bola (eh salah, maksudnya sepatu high hells) dengan warna senada.
“wow!”
kata Rakha melihat Tasya sangat cantik malam ini
“kenapa?
Ada yang aneh?” Tanya Tasya heran
“gak
kok, kamu cantik” kata Rakha, yang berhasil membuat Mikha tersipu malu
**
“suka?”
Tanya Rakha
“iya,
tapi kenapa gak bilang kalo lo mau ngajak gue ke bukit, kalo tau gini gue gak
akan pake pakean kaya gini dodol”
“salah
sendiri, kenapa lo gak nanya”
“mana
dingin banget lagi”
“sory
deh, yaudah nih pake jaket gue” kata Rakha, memakaikan jaketnya pada Tasya
“makasih”
kata Tasya dengan senyum manisnya
Mereka diam
sesaat, lalu
“(menarik
nafas, lalu berjonggok <?> dihadapan Tasya) lo mau gak jadi istri gue dan
mengarungi bahtera rumah tangga sama gue (memberikan Tasya cincin)” kali ini
Rakha tidak hanya menembak Tasya, tapi juga melamar Tasya untuk jadi istrinya
“hm..mm
gue mau” kata Tasya, lalu Rakha bangkit dan memakaikan Cincin di jari manis
tangan kanan Tasya
“I
LOVE YOU TASYA” teriak Rakha
“I
LOVE YOU TO RAKHA” balas Tasya (juga sambil teriak)